Tuesday 16 November 2010

Tanah Longsor Filipina

Filipina
Harapan untuk menemukan korban selamat semakin pudar
Presiden Filipina Gloria Arroyo menetapkan keadaan bencana nasional setelah terjadi tanah longsor yang menyebabkan ratusan orang tewas atau hilang.
Palang Merah memperkirakan jumlah korban tewas akibat tanah longsor Kamis lalu saat ini berjumlah 406 orang, dengan 398 lainnya masih hilang, namun organisasi bantuan itu mengatakan, jumlah orang tewas masih bisa mencapai 1.000 orang.
Harapan untuk menemukan korban selamat mulai pudar.
Tanah longsor itu, yang disebabkan oleh hujan lebat dan Topan Durian, menerjang dekat gunung berapi Mayon di arah tenggara dari Manila.
Arroyo mencairkan dana 1 miliar peso atau 20 juta dolar untuk membiayai rekonstruksi dan berjanji akan melakukan upaya lebih gencar untuk menemukan korban selamat.
"Semua tenaga pemerintah akan terus dikerahkan sementara kita masih berharap bagi proses pencarian korban selamat," kata Arroyo dalam sebuah pernyataan tertulis.


Lumpur tebal
Upaya penyelamatan berjalan sangat lambat, karena tentara harus berjalan berjam-jam untuk mencapai daerah-daerah yang terkena bencana.
Sejumlah desa terkubur lumpur yang mengalir dari lereng gunung berapi, sekitar 350 kilometer dari Manila.
Lumpur
Lumpur berwarna gelap membanjiri desa-desa dan menutupi bukit-bukit yang biasanya hijau
Kepala Palang Merah setempat, Richard Gordon mengatakan, jumlah korban tewas bisa melonjak.
"Banyak jenazah-jenazah yang belum teridentifikasi. Mungkin masih banyak mayat yang tersembunyi di bawah. Banyak keluarga yang tewas," katanya kepada kantor berita Associated Press.
Wartawan BBC Sarah Toms di Filipina mengatakan, banyak yang menggunakan tangan kosong mereka untuk menarik jenazah dari lumpur tebal.
Sekitar 100 penambang telah tiba untuk membantu upaya penyelamatan dan para komandan militer telah meminta satuan anjing pelacak untuk membantu pencarian.
Sejumlah pemakaman pertama dilakukan Sabtu malam, disaat jenazah-jenazah mulai membusuk karena panas yang menyengat.
Sebagian korban tewas dikubur di sebuah kuburan massal untuk menghindari menyebarnya penyakit.
"Kami memilih melakukannya karena kami mungkin akan mengalami epidemi, yang memang telah diperkirakan karena banyaknya jumlah pengungsi dan orang-orang yang kehilangan rumah mereka," kata seorang pejabat lokal Gene Villareal kepada AP.


Bantuan asing
Peta

Para pejabat setempat mengatakan, 40.000 orang terpaksa mengungsi.
Banyak dari para korban selamat, yang tidak hanya kehilangan rumah mereka, tetapi juga kehidupan mereka setelah pohon-pohon buah dan sawah hancur, berdesakan di penampungan sementara di gedung-gedung sekolah dan gereja.
Badan-badan bantuan bencana mengatakan kebutuhan air bersih, makanan dan obat-obatan bagi para korban selamat serta kantong-kantong mayat sangat mendesak.
Kanada telah menjanjikan bantuan lebih dari 800.000 dolar sementara Jepang mengatakan akan memberi sekitar 170.000 dolar.
Topan Durian adalah topan keempat yang menerjang Filipina dalam tiga bulan belakangan.

 Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2006/12/061203_philippinesmud.shtml