Saturday, 19 November 2011

Tren Komputasi awan

Tren teknologi informatika sedang menapaki komputasi awan. Yakni, teknologi yang merancang piranti keras dalam bentuk minimum, tetapi memiliki kemampuan mengakses data secara maksimum dari gudang data internet di ”awan” yang hampir tak terbatas.
Independent Software Vendor Entrepreneurship (ISV) Program Manager Developer and Platform Group Microsoft Irving Hutagalung, Selasa (19/7) di Jakarta, menyebutkan, komputasi awan (cloud computing) terbagi untuk publik dan privat. Aplikasi komputasi awan untuk privat atau swasta di Indonesia mampu berjalan dengan baik, misalnya untuk dunia perbankan. Ini berbeda dengan penggunaan komputasi awan untuk publik menyangkut kebijakan pemerintah.
”Beberapa pemerintah daerah memiliki layanan informasi publik melalui fasilitas internet yang dikelola sendiri-sendiri dengan kapasitas terbatas. Dengan komputasi awan, layanan informasi publik sebenarnya bisa dihimpun secara nasional dengan kapasitas yang hampir tak terbatas,” kata Hutagalung.
Seperti masalah penggunaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang sedang dipersiapkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Komputasi awan cukup efisien digunakan untuk menyimpan data dan memudahkan akses sewaktu-waktu.
Menurut Hutagalung, kebijakan pemerintah belum memudahkan aplikasi komputasi awan untuk kebutuhan publik.
”Regulasi pemerintah di antaranya masih mengatur penempatan data publik harus tetap berada di wilayah Indonesia. Komputasi awan jelas tidak menunjang hal ini,” kata dia.
Belum lagi tuntutan jaminan keamanan data publik di komputasi awan masih menjadi pertanyaan awam.

Keamanan
Pengelola perusahaan layanan sekuriti cloud computing Trend Micro, Rabu (20/7), berusaha meyakinkan adanya program jaminan keamanan data komputasi awan ini.
”Kerahasiaan dan perlindungan data di komputasi awan menjadi hal utama dan menjadi perhatian khusus kami,” kata Executive Vice President Trend Micro Asia Pacific Oscar Chang.
Trend Micro mengedepankan program SecureCloud untuk melindungi data secara efisien dengan kunci enkripsi yang dijamin aman. Akan tetapi, sejauh ini penawaran tersebut cenderung berlaku untuk kepentingan bisnis swasta ataupun privat.
Jawaban atas pertanyaan jaminan keamanan data publik di komputasi awan tersebut sesungguhnya sekarang ini dibutuhkan. Setidaknya, ini bakal memberi kontribusi penting bagi Pemerintah Indonesia yang tengah mempersiapkan KTP elektrik yang makin memudahkan layanan publik sekarang ini.

sumber : http://tekno.kompas.com/read/2011/07/21/02330338/Mempertanyakan.Keamanan.Data.Komputasi.Awan.