Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Fungsi Keluarga Harus Dioptimalkan
PENGARUH situasi perekonomian yang kini belum sepenuhnya pulih sangat dirasakan bagi keluarga. Kendati demikian, fungsi keluarga sebagai penguat ketahanan keluarga jangan pernah terabaikan oleh tiap keluarga di Indonesia.
"Fungsi keluarga harus dioptimalkan menjadi keluarga yang berkualitas. Tanpa keluarga berkualitas, sulit sekali membentuk generasi yang cerdas, unggul, dan berdaya saing tinggi," ujar Ibu Wapres Herawati Boediono pada pembukaan Pameran Pasar Murah sebagai rangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2010 di Kompleks Jabal Nur, Palu, Sulawesi Tengah, kemarin.
Karena itu, lanjut Herawati, perhatian untuk memba-ngun sebuah keluarga yang berkualitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Masyarakat pun memiliki tanggung jawab tersebut untuk membentuk kekuatan pembangunan bangsa.
Selain Herawati, hadir pula istri Mendagri Vita Gamawan Fauzi, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief, dan istri Gubernur Sulteng Kamsia B Paliudju. Rangkaian Harganas itu berlangsung hingga Puncak Harganas, Selasa (20/7) di Palu, serta diresmikan Wapres Boediono.
Menurut Kepala BKKBN Sugiri Syarief, ada sembilan fungsi keluarga-yang mesti dioptimalkan keluarga, yakni agama, cinta kasih, reproduk-si, sosialisasi, perlindungan, pendidikan, ekonomi, budaya, dan lingkungan.
Jika sembilan fungsi keluarga itu dapat dioptimalkan tiap keluarga, karakter luhur bangsa Indonesia sejak dulu, yakni kerukunan dan sopan santun bermasyarakat, bisa terjaga.
Di Jakarta, untuk menjaga momen Harganas yang jatuh pada 29 Juni lalu. Wali Kota Jakarta Timur Murdhani tetap memprioritaskan program Keluarga Berencana (KB) pada 2010. Buktinya, dengan menargetkan peserta KB pada 2010 sebesar 91.368 akseptor atau naik 5V, jika dibandingkan dengan 2009 yang mencapai 86.673 akseptor. (Bay/Faw/H-3)
"Sumpah pemuda, Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia."
Kalimat diatas adalah bunyi dari sumpah pemuda yang diikrarkan tahun 1928 yang lalu dan di deklarasikan dengan penuh semangat gelora oleh pemuda-pemudi pada zaman itu
Kini sumpah pemuda juga masih terus di ikrarkan pada event-event tertentu, terutama pada saat peringatan hari sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 oktober
Pertanyaan besarnya saat ini adalah, bagaimana ruh dari sumpah pemuda itu merasuki jiwa-jiwa pemuda-pemudi era informasi saat ini, saat arus informasi yang digalakan oleh teknologi informasi membuat batas-batas globalisasi menjadi tak tampak dan tak terasa, penetrasi ideologi dan budaya global seringkali tanpa ada halangan mengitervensi kehidupan pemuda saat ini, hingga hasilnya bisa kita lihat saat ini, pemuda era informasi cenderung berbudaya global dan sedikit enggan melirik budaya lokal sebagai identitas mereka, contohnya mereka cenderung enggan menggunakan pakaian batik yang justru sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia, namun mereka enggan menggunakan batik dengan beragam alasan, mulai dari malu karena menurut mereka batik adalah pakaian untuk "kondangan" hingga mereka cenderung tidak menyukai batik dan lebih menyukai pakaian hasil budaya barat, karena mereka menganggap hal itu yang sedang trendi saat ini
Selain dari contoh batik, ada juga contoh dari selera musik, film, bahkan bahasa, pemuda era digital lebih merasa bangga jika mereka bisa berkomunikasi dengan teman-temannya dalam bahasa inggris atau bahasa luar negri lainnya, ketimbang menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar, yang lebih parahnya lagi, mereka mencampuradukkan bahasa asing dengan bahasa indonesia tanpa mempertimbangkan tataran bahasa dan aturan kata serapan yang benar dan sesuai. Hal-hal semacam yang tertulis diatas ini jelas berbahaya, bukan hanya karena kita berpotensi besar melanggar sumpah pemuda yang kita ikrarkan bersama, namun yang lebih parahnya lagi, bangsa kita akan kehilangan identitasnya sebagai bangsa, fundamental bangsa kita menjadi goyah dan mudah terombang-ambing mengikuti irama ombak budaya lain, jika hal itu terjadi, maka mimpi Indonesia menjadi negara yang maju dan memiliki daya tawar yang kuat di mata dunia akan hilang, hal ini disebabkan, dunia hanya akan melirik suatu bangsa karena dia itu unik dan berbeda dari mereka, serta bangsa tersebut tidak malu menunjukkan keunikan mereka.
Sebagai contoh, India, jika kita lihat film-film yang di produksi oleh sineas di India, jelas kita lihat, mereka tidak mau meninggalkan budaya bollywood mereka, bahkan untuk film mereka yang di targetkan untuk pasaran internasional seperti film "my name is khan" dan "three idiots", para sineas di India ini enggan menghilangkan ciri khas bollywood yang sudah kita ketahui bersama, bernyanyi-nyanyi dengan irama khas india dan menggunakan bahasa india juga.Hasilnya apa yang saat ini didapat india dari menunjukkan keunikan mereka? sektor perfilman mereka maju, diiringi dengan perkembangan daya tawar india di mata dunia, bahkan india menjadi salah satu basis teknologi informasi di Asia
Melihat contoh yang tertulis diatas, timbul pertanyaan, adakah relevansi dan relasi terkait film, ekonomi, teknologi yang berkembang di suatu negara dengan kemauan warga negara tersebut menunjukkan identitas mereka yang unik dan berbeda kepada dunia ? jawabannya adalah, jelas ada, karena jika suatu bangsa atau negara memiliki fundamental identitas yang kuat, maka akan muncul rasa cinta kepada bangsa sendiri dan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat pada bangsa tersebut, dan hanya bangsa yang percaya dirilah yang mampu menunjukkan siapa dia dan bagaimana dia bersikap terhadap dunia.
Lantas bagaimana kita bersikap untuk mengembalikan identitas bangsa kita yang diinginkan oleh sumpah pemuda ?
Salah satu solusinya adalah, pemuda era informasi harus mengambil alih diri mereka sendiri, mereka harus mau mengakui bahwa mereka adalah pemuda era informasi yang berasal dari NKRI, setelah itu implementasikanlah pengakuan tersebut kedalam kehidupan sehari-hari, misalnya-karena saat ini adalah era informasi, pemuda era informasi tersebut harus mengupdate status facebook atau di jejaring sosial lain dengan mencerminkan kecintaan terhadap indonesia, tidak mesti mengatakan terus menerus bahwa aku cinta indonesia, tapi gunakanlah bahasa indonesia yang benar dan bila harus menggunakan bahasa asing lain selain indonesia, gunakanlah bahasa asing tersebut dengan benar juga, jangan campur adukkan antara bahasa asing dengan bahasa indonesia hanya untuk menunjukkan "ke-gaulan" mereka. Selain itu pemuda era informasi juga bisa mempelopori atau bergabung dalam sebuah gerakan di dunia maya yang memperkenalkan indonesia, keramahan indonesia, keunikan indonesia kepada dunia, seperti salah satu contohnya, sebuah gerakan "Get Lost in Indonesia" yang ada di jejaring sosial saat ini. Dikarenakan saat ini informasi dari seluruh dunia dapat diperoleh dengan cepat, tanpa batas, serta ekonomis dan tidak perlu menembus rimba birokrasi yang sangat rumit. Manfaatkanlah itu, hai pemuda. Zaman yang semakin digital ini seyogyanya dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita, jika kita memang benar-benar serius memperjuangkan apa yang telah kita ikrarkan dalam sumpah pemuda.