Sunday 9 October 2011

Auto-biografi bagian 1

 
Auto-Biografi


Berawal dari kelahiran yang sehat dan selamat yang berlanjut pada proses pembelajaran dari TK yang bertempat di galaksi,Bekasi. Lalu SD saya bertempat di Jakarta bagian selatan. Tepatnya di Tebet yang sering di panggil dengan SD Asisi. Dahulu , SD Asisi dibagi menjadi SD Asisi 1 dan SD Asisi 2. Saya bersekolah di SD Asisi 2. Memulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 , saya mengalami banyak hal yang beragam , mulai dari teman-teman yang bervariasi sampai dengan guru yang mengajar selalu sama dari kelas 1 sampai kelas 6 atau lebih enak nya dikatakan “sampai lulus” SD. Kehidupan cukup beragam , mulai dari bangun pagi jam 4 supaya tidak terlambat sampai di sekolah , sarapan di jalan , datang terlalu pagi sehingga tidur terlebih dulu sampai pukul setengah 6, dan lain sebagainya yang tidak bisa di ceritakan sat-persatu berhubung terlalu banyak nya memori kenangan yang harus diingat sehingga hanya beberapa hal saja yang bisa diingat dan dituangkan dalam auto-biografi ini. Setiap pagi , sebelum masuk kelas , saya bermain bersama teman-teman sampai keringat basah kuyup. Hal ini membuat saya selalu saja di omeli oleh guru dan di hokum agar tidak terulang kembali. Namun , apadaya memang sifat seorang anak kecil yang aktif bergerak dan sulit untuk diam pun membuat saya menjadi langganannya ocehan dan omelan dari guru pengajar. Walaupun begitu , saya masih menghormati mereka sebagai guru. Untuk beberapa hal , saya yang masih sebagai anak kecil masih suka melawan. Tapi , untuk beberapa hal juga saya pun harus ikut mengikuti apa yang mereka katakana ,seperti peraturan , kewajiban dan lain sebagainya. Memang hidup seorang anak kecil yang mengenal kesenangan semata yang belum tau apa yang terjadi selanjut nya. Hal seperti ini terulang terus menerus hingga kelas 6 SD.
SD pun seberntar lagi akan berakhir , rasa was-was dan curiga serta keraguan melanda setiap siswa yang sudah berada di ambang kelulusan. Dan hari pengumuman pun tiba. Saya dan teman-teman saya datang pagi-pagi sekali mempersiapkan ketengangan dalam pengumuman kelulusan. Kami pun saling bertukar pikiran , bercanda tawa sebelum jantung kami akan di serang oleh sebuah pengumuman yang dasar nya itu hanya lah sebuah formalitas dalam kancah pendidikan. Waktu nya tiba. Kami pun berada di kelas tenang tanpa suara. Benar-benar seperti saat murid-murid sudah pulang kerumah masing-masing. Sekolah benar-benar sunyi. Guru pun mulai membagi-bagikan amplop yang isinya hanyalah secuil kertas bertuliskan “Lulus”. Orang tua masing-masing siswa melihat melalu jendela. Setelah masing-masing siswa mendapat amplop , guru pun member aba-aba untuk membuka amplop tersebut. daaannn,, pooff.. siswa dengan cepat merobek-robek amplop tersebut untuk segera melihat isi dalam amplop tersebut , tanpa “delay” waktu pun ,serentak kelas menjadi berisik bagaikan saat perang dunia terjadi. Sungguh benar-benar berisik. Sampai-sampai setiap siswa pun tidak peduli berapa tangga nadakah yang mereka teriakkan. Mereka tidak peduli berapa oktaf nada kah mereka berteriak. Orang tua pun serentak kaget dan tersenyum menandakan mereka mengerti. Tidak seorang pun dikelas itu yang tampak sedih. Dan memang kelulusannya 100%. Guru pun sampai harus menggunakan sapu tangan untuk menyumbat lubang telinga nya karena kebisingan dari teriakan sang pelajar. Yah , memang ini lah suasana kelulusan. Lalu guru mengumumkan sesuatu dan bubar lah kelas saya tersebut. beberapa dari kami pun berganti pakaian guna mengabadikan wajah-wajah kecil/kanak-kanaknya masuk dalam buku kenangan. Ada pertemuan memang ada perpisahan. Pepatah lama yang digunakan disaat apapun termasuk perpisahan ini. Ummm , suka-duka dilalui , damai dan suka cita pun melanda setiap pelajar. Karena setiap pelajar berhak merasakan hal ini. Karena ini lah momentum dari sarana pendidikan.  Dimana secuil kertas berisikan tulisan “Lulus” menjadi momok penting dunia pendidikan. Ironi memang tapi inilah kenyataannya. Mendarah daging menjadi kebiasaan dan seakan turun – temurun hingga generasi antah berantah. Pelajaran berharga di sini didapat. Tergantung bagaimana manusia menanggapinya. Karena semua hal bisa dipetik. Baik segi positif maupun negatif. Karena manusia tidak akan tau negatif kalau tidak ada positif , begitu juga sebalik nya. Karena semuanya terbungkus dalam sebuah kehidupan.  Banyak tanda Tanya tetapi banyak juga tanda seru. Memang sulit tapi mau bagaimana lagi?! Rahasia berakhir dengan rahasia dan tertutup untuk selamanya. hahaha(jadi tidak nyambung)haha.. ya , beginilah saya.