Tuesday, 25 October 2011

Tipe , Bentuk dan Contoh Organisasi

I. Tipe Organisasi dan Bentuk Organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur.
  • Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. 
  • Organisasi Informal bersifat eksak yang hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
Selain itu, menurut Hicks, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder :
  • Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual.
  • Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya.

Bentuk-bentuk organisasi ada bermacam-macam. Contohnya seperti :
  • Organisasi Sosial
  • Organisasi Sekolah
  • Organisasi Politik
  • Organisasi Olahraga
  • Organisasi Negara
  • Organisasi Mahasiswa
 
II. Contoh Struktur Organisasi
Contoh Struktur Organisasi.
President Direktur – Wakil President – Manajer tingkat menengah   - Departemen bidang I.T
-  Departemen bid. Akuntansi
-  Departemen bid. Administrasi
-  Departemen bid. Peralatan
-  Departemen bid. Supervisor
-   Departemen bid. Logistik

Sunday, 16 October 2011

Auto-biografi bagian 2


Setelah itu seiring dengan berjalannya waktu , saya terus tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak remaja yang labil , masih mementingkan kesenangan , dan lain sebagainya. Maka masa SMP adalah masa yang sulit bagi saya. Saya betul-betul merasa ingin bebas , tidak ada yang menyuruh , berlaku sesuka hati , tanpa tau resiko nya. Dan memang tampak nya resiko itu pun datang mengetuk pintu diri saya , memberi salam terlebih dahulu lalu masuk dalam diri saya. Nilai-nilai saya pun banyak yang hancur , waktunya saya berangkat sekolah , saya malah pergi entah kemana yang intinya hanya satu yaitu bersenang-senang. Mungkin sekarang memang terasa akibatnya karena hal semacam ini memberi dampak di waktu yang sangat akan datang. Mengingatnya pun saya benar-benar sungguh bingung. Entah mengapa dan memang mengapa hal itu membuat saya semakin lupa diri untuk belajar , dan terus bersenang-senang. Dan di saat SMP pun saya jarang atau bahkan tidak pernah memegang buku sekalipun mengerjakan PR , selain di sekolah. Memang masa inilah masa sulit bagi saya , kalaupun sadar , sudah terlambat karena kejadian itu berlangsung saat saya SMP dulu. Sulit memang , apalagi harus mengingatnya kembali. Namun, apa daya bukan penyesalan bila tidak terjadi belakangan. Tahun demi tahun berjalan , masa SMP terus saya lalui dengan bersenang-senang. Sampai akhirnya sampai lah saya di penghujung tahun SMP saya , kelas 3 SMP. Saat-saat di mana saya merasakan rasanya jadi kakak kelas (apalagi tempat SMP saya khusus hanya untuk SMP kelas 1 sampai dengan kelas 3. Untuk TK , SD dan SMA letaknya di tempat lain. Gedung tempat sekolah saya merupakan gedung pindahan, mengingat tempat utamanya terlalu penuh untuk menampung siswa baru) , titik akil balik saya merasakan kebebasan dan ke-was-was an karena menjelang Ujian Akhir Nasional atau biasa disebut UAN. Di kelas saya , saya di tempatkan di kelas yang punya sejarah kelam yaitu 3C. di sejarahkan bahwa kelas 3C dari dahulu , memang sengaja di tempatkannya siswa-siswi yang rata-rata badung/nakal tetapi otaknya benar-benar lumayan. Dan memang benar saja , saya berubah seketika dengan situasi di kelas 3C tersebut. dari mulai yang biasanya siswi-siswi yang pintar dan rajin-rajin , sampai siswa-siswa yang cerdas namun santai pun ada di sana. Dan memang lah , guru-guru sekolah saya pun menggosipkan kalau kelas 3C memang kelas yang gaduh , ribut , usil , tapi kreatif. Sayangnya , kelas itu diperburuk oleh saya sendiri. Maka dari itu saya secara drastis berubah menjadi siswa berdaya saing menyaingi teman-teman saya yang cerdas. Walaupun begitu terlambat sudah , karena materi-materi kelas 1 dan kelas 2 SMP tidak saya pelajari dengan benar. Alhasil, tetap saja saya pasti(bukan akan tetapi pasti 100%) kalah. Kecewa memang , namun mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi. Kalau di sesali, buat apa? Toh waktu tidak bisa terulang. Otak manusia yang tampak saja tidak bisa di buat oleh manusia , apalagi mengatur hal yang tidak tampak seperti waktu. Haha , jadikan bahan tertawaan saja lah…haha umm,,, Situasi kelaspun menyenangkan bagi para murid , karena teman-temannya saling terima satu sama lain , kompak ,  have fun , nakal memang bagi kalangan orang dewasa , menyenangkan , pokoknya benar-benar masa akil balik deh.. ibarat mendaki gunung , saya sudah sampai di puncak gunung saat sebelum kelas 3, dan saya sedang menuruni gunung saat kelas 3 dimulai. Saya pusing karena saya terlalu ketinggalan dengan materi-materi yang ada. Karena UAN sudah sangat dekat , saya terpaksa membeli sebuah buku yang isinya hanya soal , jawaban serta pembahasannya. Hanya itu pegangan saya untuk melangkah di UAN karena untuk memegang ratusan fotokopian buku catatan teman , malah membuat pusing akhirnya malah otak menjadi eror, tidak sesuai pada penempatannya. Yang mestinya 4x5=20 malah menjadi 9 dan lain sebagainya. Saya pikir memang saya hanya membutuhkan semua materi yang saya lupakan diganti dengan buku yang tebalnya tidak sampai 2,5 inci. Dan akhirnya tiba saat nya untuk detik-detik menjelang UAN. Hadapi lah dengan tenang memang tapi saya terlalu santai. Walaupun begitu , hasilnya pun jadinya pas-pas an. Melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada diri saya dan proses pembelajaran saya , maka di lempar lah saya untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Semarang , kec. Jambu , Bedono yang bernama SMA Sedes Sapientiae. Disinilah dimulai segalanya berubah , ya meskipun begitu tidak benar-benar berubah 100% , hanya saja mata saya sedikit mulai terbuka. SMA ini terletak di daerah pedesaan, berada di depan jalan raya Semarang-Magelang. Walaupun ramai dilalui kendaraan lalu lalang karena jalan raya tersebut merupakan jalan utama dari daerah Semarang menuju Yogyakarta , tidak membuat proses belajar mengajar terganggu. Dengan cuaca yang memungkinkan , situasi yang benar-benar alami , membuat saya bergejolak. Hal tersebut sungguh jauh berbeda dengan 6  tahun saya bersekolah di Jakarta. Mau tidak mau saya harus menjalaninya. Sekolah itu menampung fasilitas yang dinamakan dengan asrama. Saya di letakkan di situ dengan tujuan , saya berubah. Mulai dari teknologi sampai sosialisasi , semua di “gembleng” di situ. Awalnya saya tidak betah , namun dikarenakan saya telat beradaptasi dengan baik , saya betah disaat-saat terakhir. Sekolah tersebut banyak menampung murid-murid yang berasal dari Pulau Sumatera hingga Pulau Irian. Guru-guru disana ternyata memiliki visi dan misi yang jelas dan tegas sehingga target yang di pasang tercapai.  Maka tak heran sekolah SMA saya tersebut bisa menampung murid-murid dari seluruh Indonesia. Saya banyak belajar dari sana. Saya kenal seorang guru yang cerdasnya bukan main. Mengajar matematika tugasnya tapi sampingannya adalah wakil kepala sekolah. Haha , aneh memang wakil kepala sekolah malah menjadi sebuah sampingan. Hal ini tentunya saya simpulkan sendiri , karena saya tidak terlalu banyak mengenal beliau namun saya tau betul beliau. Lebih susah mengajar matematika kepada siswa daripada menjadi wakil kepala sekolah yang perencanaan 5 tahun kedepan yang sudah terpikirkan dan siap di jalankan. Cerdas memang betul orang nya, kagum saya.